Selasa, 16 Maret 2010

manajemen pemasaran gery

KINERJA
Sepanjang 2006 Gery membukukan pertumbuhan penjualan hampir dua kali lipat dibandingkan rata-rata pertumbuhan kategori produk biskuit. Padahal bukan perkara mudah merebut dan me-maintain pangsa di industri yang tergolong sudah mature dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi seperti industri biskuit. Menurut Brand Manager Gery Ferry Haryanto, setiap tahun pertumbuhan merek ini rata-rata di atas 50%. Pada 2001 -2002 growth-nya 180%, 2002-2003 115%, 2003-2004 55%, 2005-2006 67%, dan 2006-200740%. Menurut catatan Mix, industri ini melayani permintaan pasar (market size) sekitar Rp 5 triliun per tahun.
STRATEGI MARKETING
Gery menyasar semua segmen dengan aneka produk biskuit (wafer, cookies, crackers, dan cereal). Untuk segmen anak-anak, Garudafood masuk dengan Gery Bismart Krim dan Gery Wafer Cream; untuk remaja tanggung (setingkat SMP) Garudafood menyiapkan Gery Saluut dan Gery Cokluut; untuk remaja setingkat SMA dan universitas ada Gery Romeo dan Juliet; sedangkan untuk segmen dewasa ada Gery Wafer Cream Premium Saat ini Gery setidaknya membawahkan 15 sub merek yang terdiri dari kategori produk wafer caramel, wafer cream, wafer stick, coockies, cereal, sus dan crackers.
STRATEGI BRANDING
Menggunakan strategi umbrella brand, Gery mencetak tingkat awareness yang tinggi. Di sub kategori wafer, misalnya, awareness Gery Saluut (wafer stick) menempati urutan pertama (Indonesia Best Brand Award 2006). Strategi umbrella brand Garudafood ini berbeda dari strategi branding yang dilakukan oleh para pemain kakap lain yang pada umumnya menggunakan single brand untuk satu sub kategori produk. Mayora, misalnya, memakai merek Beng-beng hanya untuk produk wafer karamel; Siantar Top menggunakan merek Top untuk wafer karamel; Danone memakai merek Biskuat cuma untuk produk cookies.
STRATEGI KOMUNIKASI
Menurut Ferry Haryanto, Brand Manager Gery, membidik pasar anak-anak dan remaja tidak cukup hanya memberikan best value (value for money). Salah satu rahasia sukses Gery terletak pada konsistensinya dalam berkomunikasi dengan target market?dalam kondisi sulit sekalipun. “Dalam lima tahun pertama kami branding gak berhenti-berhenti. Kami rawat terus Gery dengan advertising,” tutur Ferry. Branding Gery sebagian besar dilakukan melalui placement iklan di televisi? Garudafood mengalokasikan bujet untuk komunikasi ini sekitar 7% dari total omsetnya, termasuk untuk riset pemasaran.
Produk penerima APAI 2008
Memosisikan diri di segmen makanan ringan (snack) untuk anak-anak, biskuit Gery meluncur di pasar dalam negeri pada 1997, tetapi baru 'diperhitungkan' dalam kancah persaingan makanan ringan pada pertengahan 2001.

Dilahirkan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya, Gery yang menerima Anugerah Produk Asli Indonesia untuk kategori makanan ringan ini sukses menjadi brand yang diterima masyarakat luas dengan mengoptimalkan ceruk pasar yang belum digarap oleh pemain lain.

Penetrasi awal Gery dilakukan di pasar wafer stick, terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Garudafood dengan merek Gery-nya, menggarap pasar makanan ringan anak-anak dengan mengandalkan kekuatan komunikasi, inovasi cita rasa, riset dan pengembangan, teknologi mesin, disusul perluasan jaringan distribusi.
“Ku kira coklat, nggak taunya broklat, perutku jadi kacau berat, nggak! nggak
momo lagi”. Demikian sebuah pernyataan yang diperankan oleh seorang anak bertubuh
tambun dalam sebuah iklan kudapan coklat bermerk “Gery Toya-Toya” produksi Garuda
Food, yang ditampilkan dalam iklan di berbagai televisi nasional. Sekilas iklan tersebut
biasa saja, namun sesungguhnya memuat pesan yang menyerang pesaingnya bernama
”Momogi” kudapan buatan perusahaan lain.
Dalam usia ke-17 GF selain ditandai peluncuran logo baru pada Juni 2007 lalu, ke internal GF semakin fokus pada pembangunan “Knowledge Worker” dan Budaya Perusahaan. Sementara di aspek pengembangan bisnis ditandai peluncuran beragam inovasi produk baru seperti Leo Kerupuk, O’Corn Snack jagung, Gery Chocolatos, Keffy, dan Mayo (air minum dalam kemasan).
Sementara divisi distribusi di bawah bendera PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS) pun makin mengibarkan sayap dengan mendistribusikan produk-produk dari prinsipal lain. GF juga menambah dua pabrik baru sehingga totalnya menjadi 13 pabrik tersebar di tujuh kota (Pati, Tangerang, Gresik, Lampung, Bandung, Lombok, dan Pekanbaru).
Menurut Hartono, di usia ke-17 GF juga ditandai peluncuran program pemberdayaan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya di bisnis makanan ringan berbahan baku jagung dengan merek O’Corn.
Menurut Hartono, yang disebut UKM O’Corn adalah para pengusaha kecil dan menengah yang dibina oleh team Cornindo (O’Corn). Mereka memperoleh training memasak yang benar, pengadaan bahan baku, seragam, perlengkapan memasak, konsultasi bisnis serta monitoring program secara berkala.
”Target pemberdayan UKM O’Corn adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan dengan jalan berjualan popcorn (matang maupun mentah ), serta memperkenalkan O’Corn popcorn instant sebagai habit baru makan snack di Indonesia,” ujar Hartono.
VIVAnews - PT GarudaFood optimistis menargetkan kenaikan penjualan sebesar 20 persen pada 2009.

"Tahun lalu, GarudaFood membukukan penjualan sebesar Rp 3,04 triliun," kata Managing Director GarudaFood Hartono Atmadja dalam Press Gathering di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa 24 Februari 2009.

Untuk bertahan saat krisis, GarudaFood akan tetap mengusung ciri khas berupa karya-karya inovatif. "GarudaFood tetap mempertahankan merek-merek utama makanan ringan dan minuman,".

Hingga saat ini, GarudaFood telah mengeluarkan produk Kacang Garuda, Gery Biskuit, Okky Jelly, Leo Snack, snack jagung O'Corn, permen Boogie, Okky Jelly Drink, Okky Bollo Drink, Keffy Lemon, Mountea, dan air minum dalam kemasan Mayo, dan yang baru-baru ini diluncurkan sereal susu Enerfill.

Saat ini persaingan di bisnis makanan minuman nasional semakin ketat dengan munculnya pemain-pemain baru dengan strategi dan penetrasi yang agresif. "Di samping itu, kondisi makroekonomi bagi rata-rata pelaku bisnis pun belum mendukung,"
Industri makanan dan minuman nasional akan cukup tangguh menghadapi krisis. "Maklum, rata-rata bisnis ini berbasis bahan baku lokal serta orientasi pasar domestik," katanya.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan industri ini tumbuh positif sebesar 10,4 persen pada triwulan ketiga 2008.

Kategori produk: Biskuit Pemilik Merek: Garuda food

Tidak ada komentar:

Posting Komentar