Selasa, 16 Maret 2010

Ancaman NPL bank lebih rendah

Selasa, 16/03/2010 21:55:48 WIBOleh: Fajar Sidik
JAKARTA (Bisnis.com): Ancaman kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terhadap perbankan pada tahun ini tekanannya diperkirakan menjadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal itu akibat dari ancaman gagal bayar debitur mengecil seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Ekonom BNI Ryan Kiryanto menjelaskan tekanan NPL yang paling tinggi terjadi pada 2008 dan 2009 karena dampak dari krisis keuangan dunia masih sangat besar, namun pada tahun ini kondisi ekonomi di sebagian besar negara telah pulih (recovery) yang telah meningkatkan kembali sektor usaha.

Ancaman besar NPL perbankan itu puncaknya tahun lalu, katanya, karena krisis yang dimulai pada 2007 dampaknya berujung di tahun lalu dan sekarang mayoritas negara sudah konsolidasi. "Jadi tingkat resistensi NPL lebih rendah dibandingkan tahun lalu," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com malam ini.

Ryan memaparkan indikator pemulihan ekonomi global terlihat jelas pada kondisi ekonomi di Amerika Serikat di mana aktivitas ekonomi seperti di bandara dan pusat perbelanjaan telah kembali ramai dan indikator untuk mengukurnya terl;ihat dari tren penjualan otomotif dan properti di negara tersebut terus menunjukkan kenaikan.

Selain itu, katanya, angka pengangguran juga terus berkurang.

Pemulihan ekonomi global itu lanjutnya, akan berdampak positif terhadap seluruh negara karena perdagangan internaional akan kembali menggeliat dan kalangan pengusaha khususnya di sektor ekspor dan impor mulai meningkat. Hal itu, menunjukkan prospek bisnis ke depan semakin membaik dan ancaman NPL menjadi rendah. (ln)

bisnis indonesia:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar